JAKARTA, Pelitajakarta.com – Ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Jelata, Rabu (05/07/2023) siang, berunjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, untuk mempertanyakan kinerja komisi antirasuah itu yang dinilai terlalu sibuk untuk mentersangkakan Anies Baswedan dalam penyelenggaraan Formula E, dan mengabaikan kasus yang skalanya lebih besar.
“Kami mempertanyakan mengapa KPK sibuk mengurusi kasus kecil dan melupakan kasus-kasus besar,” kata Jendlap Abdul Hakim Muslim.
Ia menilai, kinerja KPK saat ini tak lagi murni melaksanakan tugas sebagai penegak hukum, melainkan sudah menjadi alat politik untuk menjegal Anies Baswedan agar tak dapat mencalonkan diri pada Pilpres 2024.
“Kami menuntut agar ketua KPK (Firli Bahuri) ditangkap!”, jelas Abdul Hakim.
Ia menambahkan KPK didirikan untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia dari aspek pemberantasan korupsi, dan menurutnya, KPK adalah wakil Tuhan di bumi untuk menangkap para koruptor yang ada di Indonesia.
“Tapi apa yang terjadi saat ini KPK malah tebang pilih dalam menangani kasus, dan menjadi alat kekuasaan karena penguasa saat ini takut jika Anies menjadi presiden! Mengapa Saudara-saudara? Karena (penguasa) takut kebobrokannya dalam mengelola negara ini dibongkar, saudara-saudara,” ucapnya.
Para pengunjuk rasa ini datang ke gedung KPK, Jakarta Selatan, pada siang hari dengan membawa beberapa spanduk, poster dan mobil komando untuk berorasi.
Di antara spanduk dan poster yang dibawa di antaranya terdapat tulisan “Tangkap Firli Bahuri’, “Anies Tersangka, Seluruh Isi Istana Wajib diborgol, Bubarkan KPK’, “Hai Firli Lu Urus Tuh Harun Masiku”, dan lain lain.
Dalam aksinya ini, para pengujuk rasa juga membakar ban dan memaksa untuk memasuki gedung KPK, tetapi usaha tersebut dihalangin petugas pengamanan KPK dan aparat kepolisian.