JAKARTA, Pelitajakarta.com – PT Raffindo Wisata membagikan 2.500 paket bahan makanan sebagai bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Suriah di wilayah Irbid, Yordania, 15 kilometer dari perbatasan Suriah.
“Pada Kamis hingga Sabtu (26/5/2018) waktu setempat Raffindo Wisata menjalankan misi kemanusiaan di luar negeri ini dengan berbuka puasa bersama warga pengungsi Suriah di wilayah Irbid,” ujar Direktur Utama Raffindo Wisata Erik Rafikana dalam keterangan tertulis kepada Antara di Jakarta, Sabtu (26/5/2018).
Sebanyak 2.500 paket bahan makanan, terdiri dari roti, keju, susu, gula, teh, mie instan, ikan tuna, biskuit dan coklat. Kemudian, mainan untuk anak-anak pengungsi Suriah.
Ratusan ribu pengungsi Suriah yang tersebar di wilayah Irbid, Yordania, 15 kilometer dari perbatasan Suriah, terpaksa menjalani Ramadhan dengan kondisi sulit dan persediaan kebutuhan seadanya.
Mereka tinggal bersama-sama di tenda yang terbuat dari kain berukuran 3×3 meter.
Direktur Utama Raffindo Wisata Erik Rafikana mengaku terharu melihat kondisi warga Suriah yang berada di kamp-kamp pengungsian.
“Kami masih akan mengirimkan bantuan lagi berupa, sepatu, selimut, mck dan karavan (countainer untuk tempat sekolah mereka). Insya Allah Raffindo akan terus berkomitmen membantu saudara kita di Suriah dan Palestina,” kata Erik.
Para pengungsi tersebut berpuasa di kondisi cuaca panas dengan suhu mencapai 45-50 derajat Celcius.
“Mereka berpuasa di tengah gurun pasir yang tandus dan panas sekali, ditambah angin yang kencang membawa debu-debu yang beterbangan. Kulit wajah mereka mengelupas, bibir mereka pecah, sementara kulit kaki mereka rusak karena cuaca yang panas sekali, mereka butuh kita Indonesia,” kata dia.
Asal mereka, lanjut Erik Rafikana, dari wilayah eskalasi konflik di beberapa wilayah Suriah seperti Aleppo, Homs, Hama, Damaskus, juga pengungsi asal Ghouta Timur.
Ratusan ribu pengungsi tersebut berpangku pada bantuan kemanusiaan dari pihak lain, termasuk bantuan dari Indonesia.
Erik merasakan kesedihan mendalam melihat anak-anak pengungsi Suriah yang hidup dalam serba keterbatasan.
Anak-anak Suriah mengenal Indonesia dan mereka menitipkan salam untuk anak-anak Indonesia.
“Saya bertemu dengan dua orang pengungsi. Pertama, Fattah (37) asal Homs, Suriah. Ia dulu bekerja di Bank dengan kehidupan yang mapan. Namun, perang di Suriah telah merenggut istri dan dua anaknya,” ujar Erik.
Kedua, Zahra (6) yang bercita-cita ingin menjadi dokter. Namun, peperangan di negaranya membuat impian anak tersebut menjadi pupus.
Ia mengungkapkan fasilitas kesehatan, tenda dan air bersih masih sangat kurang di beberapa kamp pengungsian.
“Untuk menghadapi bulan Ramadhan bahan makanan untuk para pengungsi juga sedikit,” kata dia.
Dalam proses pendistribusian bantuan kepada pengungsi Suriah, Erik dibantu oleh Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Yordania (HPMI) serta Organisasi Kemanusiaan Yordania.
“Saya mengucapkan terima kasih atas semua dukungannya sehingga proses pendistribusian lancar dan aman,” ujar dia.