JAKARTA, Pelitajakarta.com – Peredaran narkoba di Jakarta yang semakin memprihatinkan belakangan ini, memerlukan peran serta masyarakat. Perlu ada sinergitas antara pemerintah dengan organisasi-organisasi yang ada di masyarakat.
“Eksistensi organisasi di masyarakat seperti Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (Bersama) sangat dibutuhkan pemerintah dalam mengatasi penyalahgunaan narkotika,” kata Masrokhan, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta saat memberi sambutan Pelantikan Pengurus Bersama DKI Jakarta di Gedung BPMJ Polda Metro Jaya pada Rabu (28/2).
Ia melanjutkan, dalam undang-undang sendiri sangat dimungkinkan keterlibatan masyarakat dalam menangani penyalahgunaan narkotika. Berbagai regulasi pun mengamanatkan hal itu.
Menurut data Kementerian Sosial tahun 2017, Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang menangani penyalahgunaan narkoba terdapat 14 lembaga di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta. Dengan kehadiran Organisasi Bersama maka dapat melengkapi lembaga-lembaga penanganan narkoba yang telah ada.
“Organisasi Bersama memiliki peran penting dan strategis dalam memerangi bahaya narkoba di DKI Jakarta. Karena Jakarta menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba,” kata Masrokhan.
Selain itu, pihaknya berharap organisasi Bersama ini dapat menemukan solusi peredaran narkoba di Jakarta serta bisa ikut memberikan pelayanan rehabilitasi sosial korban narkotika.
“Kita juga harus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait agar penanganan narkoba semakin komprehensif. Pelantikan ini bisa menjadi momentum sumbangsih pemikiran yang positif dalam upaya memberantas narkoba,” ujar Masrokhan.
Hal senada juga disampaikan Mayjen, Purn. Putra Astaman, Ketua Umum Bersama saat memberi sambutan. Ia menyampaikan narkoba membuat kualitas anak bangsa jatuh. Karena sudah menjadi pecandu dan bisa pengaruhi keluarga, lingkungan, hingga bangsa.
“Organisasi Bersama harus kerjasama dengan pemerintah. Bukan hanya dengan BNN atau Kepolisian, tapi juga dengan Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan instansi-instansi lainnya,” ungkap Putra Astaman.
Karena Organisasi Bersama, katanya, sudah menjadi mitra pemerintah sejak 40 tahun yang lalu. Tepatnya sejak tahun 1978.
Putra Astaman juga mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang menarik bagi pengedar narkoba. Pihaknya mengajak agar Organisasi Bersama mampu menangani ini dengan strategi yang lebih jitu yaitu dengan penindakan yang hebat, kampanye, hingga penyuluhan yang hebat.
Selain itu, pembinaan melalui panti rehabilitasi menurutnya masih belum cukup.
Sedangkan peredaran narkoba di Indonesia bagian timur sudah dikepung, begitu juga dari barat sudah dikepung, bahkan dari Aceh sudah masuk berton-ton ganja.
“Itu tantangan kita. Tidak bisa teriak-teriak saja kampanye atau penyuluhan. Tapi diperlukan pembinaan dengan membentengi diri dari kepungan narkoba itu,” ujar Putra Astaman.(Ivan)