JAKARTA, Pelitajakarta.com – Setelah sempat menunjukkan aktivitas vulkanis dalam beberapa bulan terakhir, pada Selasa (21/11/2017) pukul 17.35 Wita, Gunung Agung meletus dan mengeluarkan asap hitam tebal dengan tekanan sedang maksimum setinggi 700 meter. Informasi ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun twitternya.
Berdasarkan informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali , yang meletus pada Selasa sore, termasuk letusan jenis freatik, yang sulit diprediksi dan bisa terjadi tanpa diikuti adanya tanda-tanda kegempaan. Kendati demikian, BNPB meminta agar warga tidak panik dan tetap mengikuti rekomendasi dari PVMBG.
Berdasarkan pantauan PVMBG, status Gunung Agung hingga saat ini berada pada level 3 atau Siaga. Guncangan yang menerus mulai terdeteksi, terutama hingga radius 6-7,5 kilometer dari puncak kawah.
Dari kondisi terkini diperkirakan jmlah pengungsi akan meningkat, terlebih karena masih banyak warga dari beberapa dusun yang berada di kaki Gunung Agung, seperti Dusun Bantas Desa Abaturinggit, Dusun Juntal Kaje, masih bertahan. BNPB mengimbau agar warga yang masih berada di radius 7,5 km dari kawah Gunung, untuk segera mengungsi ke Kantor Camat Kubu.
Hingga saat ini tercatat jumlah pengungsi mencapai 29.245 jiwa yang tersebar di 278 titik pengusian. BNPB, TNI, Polri, Basarnas, BPBD, SKPD dan relawan telah bersiap untuk memberikan penanganan di posko-posko pengungsi.
Sementara untuk kondisi di Bali, pada umumnya tetap aman. Bandara Internasional Ngurah Rai masih aman dan normal. Pariwisata juga masih kondusif, hanya saja untuk radius berbahaya di sekitar Gunung Agung yang ditetapkan PVMBG sudah tidak diperbolehkan adanya aktivitas masyarakat.