Beranda News

Kemenkominfo Menggelar Safari Edukasi dan Literasi Digital

Kemenkominfo Menggelar Safari Edukasi dan Literasi Digital
Kerangka Literasi Digital Indonesia. Foto: twitter@LiterasiDigital

GARUT, Pelitajakarta.com – Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar safari edukasi dan literasi digital dengan menggandeng pagelaran wayang golek di Cikajang, Kabupaten Garut.

Pagelaran wayang golek dengan tema Pancasila dan Kebhinnekaan yang dibawakan oleh dalang Dadan Sunandar Sunarya digelar di Cikajang, Kabupaten Kabupaten Garut, Sabtu (28/10/2017) malam, disaksikan sekitar 6.000 pengunjung, demikian keterangan pers yang diterima Minggu (29/10/2017).

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti dalam sambutan yang disampaikan oleh Plt Direktur Layanan Informasi Internasional Hypolitus Layanan pada acara pertunjukan rakyat tersebut, meminta masyarakat menggunakan media sosial untuk berkomunikasi secara bijak dan benar.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat memilih dan memilah informasi serta melakukan verifikasi terhadap informasi yang ada di media sosial.

Menurut Dirjen IKP, masyarakat perlu waspada terhadap konten pada media sosial yang banyak mengandung ujaran kebencian, hoax, fitnah, menghasut, dan provokasi yang berpotensi memecah belah dan mengadu domba. Untuk itu perlu kita bersama melawan hoax.

Niken mengajak masyarakat memproduksi konten informasi yang positif untuk melawan berita bohong.

Hal tersebut disampaikan juga dalam kegiatan literasi dan edukasiyang dilakukan Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo untuk mencerahkan masyarakat dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat Cikajang terutama generasi muda dalam bermedia sosial diimbau berpedoman pada fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Masyarakat yang berinteraksi melalui media sosial wajib memperkokoh kerukunan baik intern umat beragama, antara umat beragama maupun antara umat beragama dengan pemerintah.

Menghadapi informasi hoax (berita bohong) melalui media sosial masyarakat perlu memilah informasi dimaksud. Apabila informasi bersifat positif bisa diteruskan kepada publik, sebaliknya informasi bersifat memprovokasi dan mengadu domba masyarakat jangan disebarkan.

Informasi yang tidak benar berpotensi merusak semangat kebhinnekaat kita, kata Dirjen yang akrab dengan panggilan Niken tersebut.

Anggota Komisi I DPR RI Supiadin Aries Saputra mengimbau masyarakat setempat dengan bijak menggunakan media sosial untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan menciptakan kerukunan hidup beragama sesuai tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, mengedepankan semangat kebersamaan serta memelihara suasana yang rukun dalam kebidupan bermasyarakat.

Dia menegaskan, jangan melihat perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai kendala, melainkan perbedaan tersebut sebagai modal dasar dalam menciptakan suasana kedamaian bagi masyarakat sesuai falsafah Bhinneka Tunggal Ika.