JAKARTA, Pelitajakarta.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh secara khusus memberikan program pengajaran Bahasa Indonesia kepada 19 tentara Kamboja sebagai bagian dari program untuk mendukung pelaksanaan kerja sama bidang pertahanan kedua negara.
Menurut Atase Pertahanan KBRI Phnom Penh Kolonel (Infantri) Sunaryo melalui siaran pers yang diterima Selasa (6/11/2017), program pengajaran Bahasa Indonesia merupakan kerja sama tahunan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dengan bentuk kerja sama berupa pemberian bantuan kepada Angkatan Darat Kamboja untuk mengikuti pelatihan, kursus dan pendidikan di Indonesia.
Pengajaran Bahasa Indonesia yang merupakan bagian dari Kerja Sama Bidang Pertahanan antara TNI AD dan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja atau Army to Army Talks (ATAT) tersebut berlangsung selama empat bulan dan dimulai pada 2 Oktober lalu.
Dalam periode 2015 hingga 2017, Angkatan Darat Kamboja dalam tiga tahun terakhir telah mengirimkan 51 orang peserta untuk mengikuti kursus, latihan dan pendidikan di TNI AD.
Kelas Bahasa Indonesia tersebut dilaksanakan setiap Senin-Rabu-Jumat dengan frekuensi sembilan jam seminggu dengan staf pengajar Roland Uly Uju, Faradinna Arifiani dan Dian Kusumawardhani yang ditugaskan oleh Pusat Pengembangan dan Strategi Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sebelumnya, pada 29 September-5 Desember 2014 juga telah diselenggarakan program yang sama dan diikuti 20 peserta untuk melengkapi kemampuan dasar berbahasa Indonesia tentara Kamboja yang akan dikirim ke Indonesia untuk belajar keterampilan khusus militer.
Melalui program pengajaran Bahasa Indonesia ini, diharapkan proses pelatihan militer tentara Kamboja yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dapat berjalan efektif dan efisien serta bermanfaat nyata bagi kedua belah pihak.
Murid-murid Sebelumnya, KBRI Phnom Penh juga mendapat kunjungan dari sekitar 20 murid sekolah Footprints International School yang ingin mengenal lebih jauh alat musik tradisional Indonesia, yaitu angklung, gendang, sasando, sape, kolintang, dan gamelan.
“Saya yakin murid-murid ini belajar banyak mengenai budaya Indonesia,” kata Recy Heyres, guru musik di sekolah setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu.
Pada sesi kuis yang menghadiahkan cendera mata Indonesia, para murid tampak telah mengenal Indonesia dan terbukti mereka dapat dengan mudah menjawab berbagai pertanyaan tentang Indonesia seperti lokasi, ibu kota, jumlah penduduk hingga jumlah pulau.
Para murid dan guru salah satu sekolah swasta ternama di Phnom Penh tersebut juga berkesempatan untuk mencoba memainkan lagu Twinkle Twinkle Little Stars dengan angklung yang dipandu oleh Marta Meilany sebagai pelatih musik di Pusat Budaya Indonesia di Kamboja (PUSBUDI) Nusantara.
Bagi masyarakat Kamboja yang ingin belajar Bahasa Indonesia, PUSBUDI Nusantara yang dikelola KBRI juga memberikan kelas gratis Bahasa Indonesia dari Senin hingga Kamis.
Sejak didirikan pada 2007, murid-murid PUSBUDI telah berjumlah lebih dari 800 orang, dan saat ini sekitar 80 murid yang masih aktif. Mereka bukan hanya belajar Bahasa Indonesia tetapi juga berlatih musik dan tari tradisional Indonesia.
Dengan bekal kemampuan berbahasa Indonesia, diharapkan akan terbuka berbagai peluang seperti memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi ke Indonesia, bahkan untuk berbisnis.