Beranda News

Inilah Gejala Lupus dan Gejalanya

Inilah Gejala Lupus dan Gejalanya

Jakarta, Pelitajakarta.com – Lupus atau penyakit autoimun adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki kekebalan tubuh. Mungkin terdengar sederhana, namun hilangnya kekebalan tubuh akan berdampak besar pada kualitas kesehatan seseorang.

Penderita lupus akan mudah terserang penyakit karena paparan polusi dan matahari. Tak hanya itu, penderita lupus juga tidak memiliki kemampuan untuk membedakan substansi asing (non self) dengan sel jaringan tubuh sendiri (self).

Lupus sendiri terdiri dari berbagai macam jenis, salah satu yang paling sering dirujuk oleh masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistemik (LES). LES ini sendiri dikenal sebagai penyakit ‘seribu wajah’ yang merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan hingga parah.

Kenali penyakit lupus dengan gejalanya yang bisa dilakukan pemeriksaan oleh diri sendiri untuk mendapatkan penanganan lupus lebih dini, kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Sumariyono.

Baca Juga:  Bofet Radar Kampiun Sediakan Buka Puasa Gratis

Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Reumatologi Indonesia itu, dalam diskusi peringatan Hari Lupus Sedunia di Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa (08/04/2018), menjelaskan penyakit lupus ialah kondisi saat sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan membedakan subtansi asing dengan sel dan jaringan tubuh sendiri.

“Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat,” kata Sumariyono.

Akibatnya orang dengan lupus akan mudah mengalami gangguan pada organ-organ tubuhnya karena sistem imun tidak berfungsi dengan baik.

Salah satu penyintas lupus yang juga Ketua Yayasan Lupus Indonesia, Tiara Savitri, menceritakan, dia saat pertama kali terkena lupus harus bolak-balik ke rumah sakit karena berbagai penyakit yang datang silih berganti selama sembilan bulan.

“Saya sembilan bulan di rumah sakit, gejalanya panas tinggi, diduga tifus. Datang lagi panas tinggi diduga DBD karena trombosit selalu drop. Lalu ada lagi HB drop,” kisah Tiara.

Baca Juga:  Di Depan Kamala Harris, Jokowi Sampaikan Empat Langkah Konkret Antisipasi Pandemi

Sehingga akhirnya ia didiagnosis mengidap lupus dan ditangani melalui tata laksana penyakit lupus secara benar.

Masyarakat secara umum bisa memeriksa lupus sendiri (Saluri) dengan memperhatikan kondisi tubuh apabila terjadi gejala.

Sejumlah gejalanya antara lain demam lebih dari 38 derajat celcius tanpa sebab yang jelas, rasa lelah dan lemah berlebihan, sensitif terhadap sinar matahari, rambut sering rontok, ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi, ruam kemerahan di kulit.

Selain itu juga sariawan yang tak kunjung sembuh, nyeri dan bengkak pada persendian di lengan dan tungkai dalam jangka waktu lama, ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin, nyeri dada saat berbaring dan menarik napas panjang, kejang atau kelainan saraf lainnya, serta kelainan pada hasil pemeriksaan laboratorium.

Namun, dia menyebut bahwa masyarakat bisa melakukan deteksi dini LES yang disebut sebagai Periksa Lupus Sendiri (Saluri). Program ini pun tengah dicanangkan oleh Kemenkes guna menekan prevalansi LES. Beberapa gejala yang dikenali antara lain

Baca Juga:  Jelang Ramadhan, Kapolsek Kalideres Ingin di Wilayahnya Bersih dari Miras

1. Demam lebih dari 38 derajat dengan sebab yang tidak jelas
2. Rasa lelah dan lemah berlebihan
3. Sensitif terhadap sinar matahari
4. Rambut rontok
5. Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
6. Ruam kemerahan di kulit
7. Sariawan yang tidak kunjung sembuh terutama di atap rongga mulut
8. Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang lebih dari dua sendi dalam jangka waktu lama.
9. Ujung-ujung jari tengah dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
10. Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang

Hingga saat ini LES belum dapat disembuhkan. Namun pengobatan yang dilakukan untuk mendapatkan remisi panjang, mengurangi tingkat gejala, mencegah kerusakan organ. (Anang)