JAKARTA, Pelitajakarta.com – Rencana akan dibongkarnya Galeri Buku Bengkel Deklamasi di Taman Ismail Marzuki (TIM) mengundang kecaman keras kalangan seniman. Galeri Buku yang berada di pojokan pelataran Graha Bhakti Budaya ini diyakini pemiliknya, Jose Rizal Manua, dan juga seniman lain, sudah menjadi bagian dari ikon Taman Ismail Marzuki.
Jose Rizal, penyair yang juga pengajar di Institut Kesenian Jakarta, menyesalkan adanya rencana pihak UP (Unit Pelaksana) untuk membongkar Galeri Buku Bengkel Deklamasi yang sudah berdiri sejak 31 tahun silam. Yang makin menyesakkan lagi, area sudah ditempati oleh Galeri Buku Bengkel Deklamasi sejak 27 Juli 1996 ini kabarnya bakal dijadikan kafe.
“Galeri buku ini sudah menjadi bagian dari ikon Taman Ismail Marzuki. Bukan hanya masyarakat dan seniman Indonesia saja yang berdatangan, galeri buku ini juga dikenal dan didatangi para pemerhati seni dari mancanegara. Bahkan media luar negeri juga pernah menulis bahwa tempat ini,” papar Jose Rizal, seraya memperlihatkan berkas-berkas klipping berbagai media tentang Galeri Buku Bengkel Deklamasi yang tersimpan di laptopnya, Minggu (22/10/2017).
Tak hanya itu, Jose pun menceritakan tentang proses hingga pojok Galeri Buku ini lahir. Bermula ketika Jose Rizal bersama kelompok Bengkel Teater WS Rendra diundang mengikuti ‘The 1st New York Festival’ di Amerika Serikat pada tahun 1988, ia mendapati betapa di New York banyak sekali secondhand book store, sehingga ia bisa dengan mudah menemukan buku-buku teater dan film dengan harga murah. Sejak itulah tercetus keinginannya untuk mendirikan tempat semacam ini di Jakarta. Tahun 1994, Jose Rizal menemui Soerjadi Soedirdja, (Gubernur DKI Jakarta periode 1992-1997) dan menyampaikan gagasan tersebut. Hal itu mendapat sambutan positif dari Gubernur.
Dinas Kebudayaan DKI, yang ketika itu dipimpin Azhary Baedlawie, membangun Galeri Buku Bengkel Deklamasi di sudut gedung Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki. Dan pada 27 Juli 1996, Galeri Buku ini diresmikan oleh Direktur PKJ-TIM, Pramana Padmodarmaja, yang juga disaksikan oleh sejumlah budayawan, sastrawan dan seniman ternama, di antaranya, WS Rendra, Taufik Ismail, Sutardji Chalzoum Bachri, Slamet Sukirnanto, Leon Agusta, serta Iwan Fals.
Para sastrawan, budayawan dan seniman itu merasa bangga dengan hadirnya Galeri Buku Bengkel Deklamasi, yang dinilai sebagai wahana penting di lingkungan pusat kesenian Jakarta. Sastrawan Leon Agusta, mengomentari bahwa tempat ini merupakan terminal penting karena naskah-naskah sastra lama dan catatan lama, dapat ditemukan di tempat ini. Begitupun dengan komentar yang disampaikan Slamet Sukirnanto, yang mengatakan bahwa Galeri ini bukan sekadar toko buku, tetapi punya arti yang lebih besar dalam rangka memasyarakatkan sastra.
Menanggapi rencana UP TIM akan membongkar Galeri Buku Bengkel Deklamasi ini, yang pasti Jose Rizal Manua, tidak akan tinggal diam. Begitupun dengan sejumlah seniman lainnya.
“Kita lihat saja!” tegas Jose Rizal.