Profesor yang meluncurkan buku terbarunya berjudul “China Connects the World: What Behind the Belt and Road Initiative” pada 2017 itu, mengatakan BRI akan berkontribusi terhadap kekayaan, perdamaian, dan stabilitas bangsa-bangsa.
Untuk itu, dia mengatakan Tiongkok dan negara-negara yang dilalui inisiatif sabuk dan jalan tersebut saling berkolaborasi membangun ekonomi kawasan.
“Ini adalah proyek ekonomi yang membawa manfaat bagi semua,” katanya lagi.
Dia mengatakan pula, Tiongkok mengemukakan inisiatif tersebut dan mengajak negara-negara lain untuk ikut dalam mewujudkan inisiatif tersebut.
“Belt and Road Initiative menyoroti kepada sinergi dari strategi, misalnya Indonesia memiliki rencana sendiri untuk pembangunan infrastruktur dan ekonomi, sementara Tiongkok bekerja bersama-sama dan berkonsultasi. Misalnya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini tidak hanya menjadi pekerjaan Tiongkok, melainkan Indonesia dan Tiongkok bekerja sama untuk melakukan itu, dan juga bersama-sama dengan para pemangku kepentingan lainnya,” katanya pula.
Inisiatif tersebut mengacu pada Sabuk Ekonomi Jalur Sutra (Silk Road Economic Belt) dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 (21st Century Maritime Silk Road).
“BRI akan menghubungkan proyek-proyek ke dalam jalur-jalur, dan jalur-jalur akan tumbuh menjadi sabuk, zona, dan kekuatan-kekuatan ekonomi kemakmuran,” ujar Yiwei.