PARIS, www.pelitajakarta.com – Asterix, pahlawan berkumis Galia , kembali berpetualang dengan diluncurkan komik ke-37 pada Kamis, kali ini bertempur melintasi Italia dalam sebuah lomba kereta pacu.
Pahlawan berkumis yang telah menghibur pembaca dengan eksploitasi ramuan ajaibnya bersama Obelix sejak 1959, telah menjadi andalan di industri penerbitan dengan lebih dari 370 juta koleksi terjual di seluruh dunia.
Asterix juga diterjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa, dan buku-buku komiknya telah mengilhami puluhan film dan serial kartun, dan menjadikannya fenomena global.
Edisi terbaru, ‘Asterix et la Transitalique’ (Asterix and Chariot Race), atau Asterix dan Kereta Pacu berlatar belakang suasana Italia kuno.
Alih-alih menceritakan pertikaiannya dengan Julius Caesar, Asterix melibatkan kelompok Galia yang bertemu dengan sebuah suku Mesan, yang juga berjuang untuk tetap independen dari Roma.
Buku-buku aslinya, yang ditulis oleh Rene Goscinny dan diilustrasikan oleh Albert Uderzo, membangun kelompok penggemar mulai 1960-an, 1970-an dan 1980-an, dengan banyak pembaca kanak-kanak saat itu yang masih menggunting judul-judul buku Asterix selama beberapa dekade terakhir.
Setelah kematian Goscinny pada tahun 1977, Uderzo menulis dan mengilustrasikan serial ini hingga pensiun pada 2009. Tiga edisi terakhir telah ditulis oleh Jean-Yves Ferri dan digambar oleh Didier Conrad, melekat erat pada format aslinya.
“Kami memikirkan Italia dan kemudian saya memiliki gagasan tentang perlombaan kereta pacu, semacam demonstrasi dari zaman kuno, perjalanan melintasi semenanjung yang mengarah dari satu kota ke kota lain,” ujar Ferri saat dia dan Conrad mempresentasikan edisi baru Asterix minggu ini.
Menurut tradisinya, komik Asterix terbaru memiliki penjahat baru, Coronavirus, pembalap koboi misterius dan bertopeng yang tidak akan berhenti untuk mendapatkan kemenangannya.
Sementara Uderzo memainkan peran dalam mengawasi seri tersebut, Ferri mengatakan bahwa dia belum menginginkan perubahan.
Dengan film Asterix yang membuktikan kesuksesan box office, buku-buku tersebut telah menarik pengikut baru generasi muda.
Hal tersebut tercermin dalam cetakan untuk Asterix and Chariot Race, dengan direncanakan terbit sebanyak lima juta eksemplar.