JAKARTA, Pelitajakarta.com – Menjalani karir sebagai penyanyi di industri musik Indonesia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perjalanan dan perjuangan inilah yang diceritakan penyanyi yang pernah menyandang predikat ‘lady rocker’ dan meraih popularitasnya di era ’80 hingga ‘90an, dalam buku berjudul ‘Satu Ita 3 Cinta’ yang dirilisnya.
Menurut Ita Purnamasari, kisah yang tertuang dalam bukunya ini boleh jadi dapat menjadi inspirasi bagi anak muda generasi sekarang ini, yang memiliki keinginan untuk terjun ke industri musik. “Saya mau berbagi kisah ke anak muda juga, karena banyak pengalaman menarik sewaktu membangun karir saya di musik,” ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Dalam buku ini, Ita menceritakan secara detail perjalanan karirnya sebagai penyanyi profesional. “Banyak nostalgia yang berkesan saat menulis buku ini. Banyak mengenang juga sama narasumber yang kami wawancarai, ya ada masa shock juga, ada masa senang juga penuh perjuangan dan air mata pastinya,” katanya.
Musisi Dwiki Dharmawan, yang tak lain adalah suami Ita Purnamasari, mengatakan buku ‘Satu Ita 3 Cinta’ itu menarik untuk dibaca, karena perjalanan karir istrinya ini bisa menginspirasi masyarakat luas. “Ini buku yang jujur, dan cukup memberikan inspirasi dalam kehidupan, karena buku ini sekaligus merangkum dan menceritakan bagaimana seorang Ita Purnamasari menjalani kehidupan sebagai seorang artis, sekaligus istri dan ibu.. Paling menarik ya karena ini curhatan yang jujur, positif dan semoga jadi inspirasi bagi khalayak ramai,” ucap Dwiki.
Ita Purnamasari terlahir dengan nama Dyah Purnamasari. Lahir di Surabaya 15 Juli 1967. Lebih dulu mengawali kiprahnya di ranah musik sebagai penyanyi rock sekaligus keyboardist, Ita Purnamasari bersama grup band-nya di Surabaya, sempat mengikuti Festival Musik Rock se-Indonesia. Meski tak berhasil menjadi jawara, namun suara dan aksi panggungnya mampu menarik perhatian sejumlah musisi rock seperti Arthur Kaunang dan Ian Antono yang kemudian, membawa Ita Purnamasari ke kancah industri rekaman. Album pertamanya berjudul Fatimah, dirilis tahun 1987. Namun, baru di album ke-2 ‘Penari Ular’, nama Ita Purnamasari mulai melejit dan diperhitungkan, hingga mendapat predikat sebagai lady rocker. Tak berhenti sampai di situ, pada era ‘90an, Ita juga bergabung dalam kelompok vokal Tiga Dara bersama Paramitha Rusady dan Sylvana Herman. Trio ini juga populer meski warna musik rock Ita Purnamasari tidak lagi terlalu kental terdengar. Belakangan, atau tepatnya di era 2000an, Ita bahkan lebih banyak membawakan lagu-lagu bernuansa religi.
Seluruh rangkaian perjalanan karir bermusik Ita Purnamasari, selain tertuang dalam buku, juga akan dipersembahkan dalam bentuk pertunjukan yang sekaligus digelar sebagai penanda dari 30 tahun perjalanan karirnya di industri musik Indonesia. Konser tunggal Ita Purnamasari bertajuk ‘3 Dekade Ita Purnamasari’, dilangsungkan pada 8 Desember 2017 di Balai Sarbini, Jakarta Selatan.
Konser ini merupakan bagian dari Dwiki Dharmawan Project, dengan menampilkan artis-artis lintas generasi, mulai dari Ikang Fawzi, Yana Julio, Agus Wisman, Dewi Gita, hingga Berry Saint Locco, Husein Alatas dan Ikmal Tobing.