Beranda Jurnalis Warga

November Merupakan Bulan yang Bersejarah Bagi Warga Patani Selatan Thailand

November Merupakan Bulan yang Bersejarah Bagi Warga Patani Selatan Thailand
Ilusi peritiwa perampasan Negara Patani (Foto: ISTIMEWA)

Pelitajakarta.com – Sejarah yang cukup panjang tentang sebuah negeri Patani di masa yang lalu, semenjak negeri Patani ditakluk oleh kerajaan Siam Thailand (11 November 1785 M), orang-orang generasi baru diasingkan mengenalnya sejarah tentang buminya sendiri.

Justru itulah, karena pihak pemerintah Thailand telah menutupi sejarah yang lalu agar generasi baru tidak mengenal sejarah negeri Patani, yang bisa hanya mengenal Pattani adalah satu-satunya wilayah di Thailand Selatan.

Jika berbicara bahwa Patani merupakan sebagian dari tanah Melayu (Nusantara) yang salah satunya dahulu sebuah kerajaan Melayu Islam di Asia semenanjung pemerintah kesultanan Patani Darussalam (1500-1785 M), singkatan dari sejarah masa dahulu ketika dibawah kekuasaan pemerintah kesultanan Raja Patani, kehidupan rakyat jelata dijaminkan dengan kekuasaannya yang berkeadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan secara menyeluruh.

Namun itu, Patani sekarang lebih dikenalkan dunia adalah sebuah wilayah Pat(t)ani yang mana telah disematkan bahasa oleh imperialis Siam Thailand. Justru itulah merupakan sistem penjajahan untuk menghancurkan teritorial wilayah jajahannya agar menjadi satu-satunya nasionalisme Thai.

Maka berlakulah pentadbiran wilayah baru dari sebuah negeri Patani awalnya dengan memecah belah menjadi wilayah jajahannya dan mentransmigrasi penduduk (land reform) terjadinya hingga kini penduduk di Patani bercampur aduk orang-orang (Melayu Islam) dan orang-orang (Siam Budha), adanya mereka telah lupa tidak menyadari (identitas bangsa mereka sendiri) karena telah menelan pengaruh penjajah, apalagi paksaan pada masa pemerintah (PM. Phibun Songkhram 1939 M) yang sekarang mereka tidak bisa membedakan orang Islam dengan non-Islam (Budha Thai), tetapi ada sebagian yang masih bisa untuk membedakan mereka di antaranya karena kebudayaan adat istiadat penduduk masih mempertahankan ciri-ciri kehidupan masyarakat setempat.

Baca Juga:  Lurah Kedoya Selatan Ajak Warga Kerja Bakti Massal

Untuk sekarang ini, dari sebuah negeri Melayu Patani kini hanya tinggal kenalan adalah beberapa wilayah (Thailand Selatan) saja yakni Pattani (Patani lama), Narathiwat (Menara), Yala (Jala), Satun (Setul) dan lima daerah (Sadau, Nathawi, Cenak, Sebayoi, dan Thepha) dari sebagian wilayah Songkhla (Senggora).

Berhubungan dengan di bawah kekuasan kolonial Siam Thailand, sekarang ini warga masyarakat di Patani telah ditukarkan suasana yang sangat menderita dan kecemasan penduduk karena isu konflik malah tambah lebih keras mengakibatkan terjadinya penderitaan mencapai beribu orang tewas dan pula banyak yang terpenjara (golongan para intelektual) hingga merespons terhadap pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat telah merusak, lebih-lebih lagi kontribusi terhadap sikap pendidikan baik di sekolah swasta maupun perguruan tinggi pada tingkat universitas semakin menurun juga kurang berkembang berdampak bagi generasi penerus harapan cita-cita agama, bangsa, dan negara, penyebabnya kehilangan para intelektual untuk membimbing cita-cita masyarakat.

Baca Juga:  Tanggapi Keluhan Warga Semanan, Ini Kata Kasudis Lingkungan Hidup

Dan baru-baru ini, pemerintah menerapkan hukum darurat sepertinya penangkapan penduduk orang-orang di Patani yang tidak jelas masalah dan kesalahannya dan lain-lain lagi. Realitas tersebut membuat masyarakat takut untuk bersuara, yang seharusnya itu adalah hak-hak yang dimilikinya!

Sebagai aspirasi masyarakat Patani saat ini, mereka sudah tidak bisa lagi bertahan dalam suasana kerusuhan konflik yang sedang mengalaminya. Maka timbullah rasa kesadaran dari bagian kalangan rakyat jelata sendiri (semangat nasionalisme) agar bersama-sama bangkit untuk menentukan nasibnya sendiri yang tidak menggantungkan lagi harapan dan cita-cita pada pemerintah dalam masalah proses penyelesaian konflik tersebut. Jika kita bersama-sama dapat meneliti dari situasi dan masa telah sudah berkelamaan dari awal perencanaan pemerintah bahkan telah cukup besar pengeluaran dana untuk proses penyelesaian konflik di Patani.

Nah, maka dengan seruan suara oleh penduduk masyarakat anak pribumi sendiri mereka menunjukkan hasrat cita-cita dan harapan dengan mengangkatkan label menulis kata-kata “PATANI MERDEKA” atau “KEMBALI HAK PERTUANAN BANGSA” mengikat seluruh di jalan raya, jembatan, dan di ranting pohonan sekalipun, tertampak nyata di seluruh kawasan daerah wilayah Thailand Selatan, Patani.

Baca Juga:  Warga Semanan Keluhkan Tanah Merah Berceceran di Jalan Aseni Kopti

Dan itulah, dianggap hasrat dari keinginan oleh rakyat sendiri sebagai pengiriman arus komunikasi kepada masyarakat dunia internasional yang cinta kedamaian dalam berupaya mendapatkan hak kekuasaan dan hak kemerdekaan bangsa Patani yang datang bersama-sama sesuai dengan proses perdamaian dunia saat ini.

Jika ulasan lagi banyak berita telah mengakses di media massa dan seruan masyarakat maupun peranan dari kalangan mahasiswa pemuda untuk mendorong berkomunikasi kepada dunia internasional (PBB) yang harus mempertimbangkan rasa dan kehasratan dari rakyat untuk mewujudkan perdamaian di Patani dan disertai dengan perdamaian dunia.

Editor : Berita Melayu Patani.