Beranda Film

Film Wage dalam Sorotan Pengamat

Terkait tentang bahasa dalam adegan Kongres Pemuda dalam film Wage, Sukmawati Soekarnoputri juga menjelaskan bahwa Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Bung Karno sudah mensyaratkan anggotanya menggunakan bahasa Indonesia, sehingga tidak ada lagi yang memakai bahasa daerah. “Jadi begitu Sumpah Pemuda akan diikrarkan, dimana ada tiga yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa, tidak terjadi masalah,” ungkap Sukma.

Namun secara keseluruhan, Sukmawati menilai bahwa film Wage yang diproduksi Opshid Media ini memiliki keindahan secara artistik, dan sangat natural.

Kritikus film Wina Armada juga menilai film Wage ini banyak menyuguhkan gambar-gambar yang sangat simbolik. “Film Wage, selain dramaturgi dan cerita, dia juga sangat-sangat bagus di dalam gambar. Dari segi estetika, penata artistiknya sangat jeli. Dan gambar-gambarnya sangat simbolis, film ini kaya sekali dengan simbol-simbol gambar. Saya katakan film ini sangat berhasil termasuk dalam hal pesannya yang dapat tersampaikan, yakni kembali ke kebudayaan kita, kembali ke jati diri kita,” kata Wina Armada yang menyebut bahwa film Wage merupakan film cultural edukatif Indonesia.

Baca Juga:  Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak kembali Raih Penghargaan Internasional

Sedangkan menurut pengamat musik Bens Leo, musik dalam film Wage ini digarap dengan apik dan sungguh-sungguh oleh Indra Qadarsih dan juga M. Subchi A. Tsani. “Saya ingin menjelaskan kehadiran Indra Qadarsih sebagai film scoring. Ini merupakan karya pertama dia sebagai ilustrator musik film. Saya selalu mengikuti bagaimana pemikiran artistik dan harmonisasi lagu yang dilakukan Indra memang sangat baik,” kata Bens.

Selain itu, Bens Leo juga menyoroti tentang pemeran Wage yang dimainkan aktor Rendra Bagus Pamungkas sangat menarik. “Ternyata sebenarnya dia tidak bisa memainkan alat musik biola. Dan ini menunjukkan bahwa interpretasi terhadap peran itu. Tidak harus dengan benar, tapi kalau roh-nya ada, keaktoran dia ada, maka kita tidak pernah menyangka bahwa dia tidak bisa bermain biola. Dahsyat sekali ini film, kita tidak akan capek menontonnya meski durasinya sampai 1 jam 27 menit,” tutup Bens Leo.

Baca Juga:  Sejarah Misi Diplomatik Haji Agus Salim dalam Film ‘Moonrise Over Egypt’