JAKARTA, www.pelitajakarta.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan anugerah cagar budaya kepada Tiga juru pelihara cagar budaya menerima karena dedikasinya dalam mempertahankan situs yang menjadi warisan budaya itu.
Pemberian anugerah sendiri dilakukan secara langsung oleh perwakilan Kemendikbud dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara pada peringatan hari Museum Indonesia di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara di Manado, Kamis.
Ketiga juru pelihara yang mendapatkan anugerah yaitu Sadek Ali. Pria kelahiran Halmahera Tengah, 1 Juli 1966 yang merupakan juru pelihara di Situs Benteng Tahoela di Tidore, Kepulauan Maluku Utara. Benteng Tahoela merupakan benteng pertahanan yang dibangun Spanyol pada awal Abad 16.
Penerima kedua adalah Jamuhur Hakim. Pria kelahiran Desember 1966 ini merupakan juru pelihara di Situs Kemalik dan Pura Lingsar, Lombok Barat. Situs ini di bangun Ketut Karangasem pada 1759 dan merupakan situs yang melambangkan toleransi masyarakat Hindu dan Sasak yang beragama Islam.
“Toleransi sangat terasa disini, meski ada agama yang berbeda, semuanya tetap hidup rukun. Satu tahun sekali disini juga digelar upacara Perang Topat yang merupakan tanda ucapan syukur atas rezeki yang selalu dilimpahkan Tuhan,” kata Jamuhur Hakim saat dikonfirmasi.
Sedangkan penerima anugerah ketiga adalah Winarno. Pria kelahiran 1 Desember 1973 ini merupakan juru pelihara Candi Ceto yang berada di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah yang merupakan candi bercorak Hindu yang dibangun pada akhir era Majapahit.
Selain anugerah pada juru pelihara, pada Hari Museum Indonesia ini juga diberikan penghargaan museum terbaik 2017 yang diberikan kepada Museum Benteng Vredeburg, Yogjakarta, Museum Sri Baduga Bandung, Museum Ullen Sentalu Yogjakarta, Museum Angkut Plus Movie Star Studio Batu dan Museum Rudana Bali.
Sementara itu, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud, Harry Widianto mengatakan pemberian anugrah ini merupakan bentuk nyata apresiasi dari pemerintah bagi mereka yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan pendanaan dalam pengelolaan situs maupun museum.
“Besar harapan kami agar bentuk apresiasi ini dapat bermanfaat bagi penerima penghargaan anugrah dan memacu seluruh insan di bidang pelestarian Cagar budaya dan museum untuk terus berkarya dengan baik,” katanya.
Menurut dia, anugerah ini diberikan setelah mendapatkan penilaian terbaik dari tim yang diisi para ahli yang diantaranya adalah Gatot Ghautama, Nunus Supardi, Hariyati Untoro, Sigit Gunarjo, Wiwin Djuwita Ramelan, Aloysius B Kurniawan hingga Asep Kambali.