JAKARTA, Pelitajakarta.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno membantah banyak perusahaan BUMN mengambil porsi swasta dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada proyek bisnis kecil.
Menteri Rini mengaku bahwa dirinya tersinggung atas pernyataan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P Roeslani pada Rakornas Kadin, Selasa (3/10), yang menyebutkan bahwa BUMN dengan banyak anak perusahaannya berperan terlalu jauh sehingga berpotensi mematikan perusahaan swasta dan UMKM pada proyek tertentu.
“Saya terus terang merasa tersinggung karena kami merasa selama tiga tahun ini BUMN didorong bukan hanya berkonsentrasi mengembangkan diri, tapi bagaimana direksi dan manajemen menyadari masih banyak masyarakat berpendapatan sangat rendah,” kata Rini pada bincang santai dengan media, di Plaza Mandiri Jakarta, Kamis (5/10) malam.
Rini menjelaskan BUMN memiliki program yang beraneka ragam untuk membangun masyarakat berpenghasilan rendah menjadi mampu untuk melakukan kegiatan perekonomian.
Menurut dia, BUMN mendorong UMKM dari bisnis yang paling mikro, bahkan pada UMKM yang tidak bisa mendapat pinjaman modal dari perbankan karena dinilai berisiko.
“Kami berikan Rp500 ribu sampai Rp3 juta, sekarang sudah bantu hingga 1,3 juta orang. Belum lagi, usaha mikro dari Rp5 juta sampai Rp25 juta dari BRI dan BNI,” ujarnya pula.
Rini juga tidak menampik banyak anak hingga cicit perusahaan BUMN yang jumlahnya bisa mencapai 800 perusahaan.
Ia mencontohkan banyak BUMN membuat anak perusahaan dengan usaha sejenis, seperti rumah sakit yang mencapai 70 unit dan akan digabungkan dalam subholding rumah sakit BUMN.
Dia menilai dengan konsolidasi subholding anak perusahaan, perusahaan BUMN akan semakin efisien dan terbentuk standardisasi kualitas yang sama serta lebih baik.
“Sekarang bagaimana konsolidasi jadi efisien dna lebih baik pelayanannnya. Jangan lupa, BUMN itu perusahaan publik jadi harus berpikir ‘sustainability’ dan memberikan keuntungan,” kata Rini lagi.
Dalam acara bincang santai tersebut, sejumlah direksi BUMN turut hadir, antara lain Dirut PT Telkom Alex Sinaga, Dirut PLN Sofyan Basir, Dirut BTN Maryono, Dirut BRI Suprajarto, Dirut BNI Achmad Baiquni, dan Dirut Waskita Karya M Choliq.